Jember Launching Penyerahan Satu Desa Satu Ambulans
JATIMTIMES, JEMBER – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember merealisasikan program kerja Bupati dr Hj Faida dan Wabup Drs KH Muqiet Arief dalam menyediakan satu desa satu ambulans, Jumat (10/11/2017) siang. Launching dan penyerahan 40 ambulans tahap pertama kepada pemerintah desa dilakukan Menteri Hukum dan HAM (Menkum HAM) Yasonna H. Laoly SH dengan disaksikan jajaran pejabat Kemenkum HAM pusat dan Jatim serta jajaran forkopimda di Alun-Alun Jember.
Meski sempat diguyur gerimis, launching satu desa satu ambulans di Jember yang ditandai dengan pemotongan pita dan pecah kendi ini berjalan sukses. “Saya salut dengan Pemerintah Kabupaten Jember dengan program satu desa satu ambulans. Ini menandakan kalau Pemkab Jember sejalan dengan program presiden. Pemerintah memang harus hadir dan ada untuk masyarakat di pinggiran,” ujar Yasonna.
Menkum HAM menambahkan, hak masyarakat saat sakit untuk dilayani pemerintah sudah dibuktikan di Jember. “Ini satu bukti bahwa program kerja bupati tidak hanya saat kampanye, tapi benar-benar memberikan realisasi. Mudah-mudahan program lain yang dijanjikan semasa kampanye bisa segera terealisasikan sehingga bisa segera dinikmati oleh masyarakat Jember,” ungkapnya.
Sementara Bupati Jember dr Hj Faida MMR kepada sejumlah wartawan mengatakan, untuk tahap pertama, Pemkab Jember mendistribusikan 40 unit ambulans untuk jalur datar. Ambulans-ambulans ini akan ditempatkan di puskesmas pembantu yang ada di desa-desa.
“Untuk tahap pertama, kami merealisasikan satu desa satu ambulans untuk 40 desa dulu dengan medan jalur datar. Dan tidak lama lagi akan datang 10 ambulans untuk desa dengan medan sulit atau desa yang ada di gunung. Desember nanti, akan direalisasikan 150 ambulans lagi. Jadi, untuk tahun 2017 ini, target 200 ambulans insya Allah terealisasi. Sedangkan untuk semester pertama tahun 2018 nanti, 48 ambulans lainnya akan menyusul,” papar bupati.
Di Jember sendiri ada 248 desa/kelurahan. Dengan adanya satu desa satu ambulans, bupati berharap pelayanan kesehatan warga Jember bisa berjalan baik dan maksimal. Terlebih saat ini Pemkab Jember berusaha menekan angka kematian ibu dan bayi. “Dengan adanya satu desa satu ambulans, bisa mempercepat pelayanan karena golden time atau waktu emas di saat pasien sakit tidak bisa ditukar dengan apa pun,” pungkas Faida. (*)
Meski sempat diguyur gerimis, launching satu desa satu ambulans di Jember yang ditandai dengan pemotongan pita dan pecah kendi ini berjalan sukses. “Saya salut dengan Pemerintah Kabupaten Jember dengan program satu desa satu ambulans. Ini menandakan kalau Pemkab Jember sejalan dengan program presiden. Pemerintah memang harus hadir dan ada untuk masyarakat di pinggiran,” ujar Yasonna.
Menkum HAM menambahkan, hak masyarakat saat sakit untuk dilayani pemerintah sudah dibuktikan di Jember. “Ini satu bukti bahwa program kerja bupati tidak hanya saat kampanye, tapi benar-benar memberikan realisasi. Mudah-mudahan program lain yang dijanjikan semasa kampanye bisa segera terealisasikan sehingga bisa segera dinikmati oleh masyarakat Jember,” ungkapnya.
Sementara Bupati Jember dr Hj Faida MMR kepada sejumlah wartawan mengatakan, untuk tahap pertama, Pemkab Jember mendistribusikan 40 unit ambulans untuk jalur datar. Ambulans-ambulans ini akan ditempatkan di puskesmas pembantu yang ada di desa-desa.
“Untuk tahap pertama, kami merealisasikan satu desa satu ambulans untuk 40 desa dulu dengan medan jalur datar. Dan tidak lama lagi akan datang 10 ambulans untuk desa dengan medan sulit atau desa yang ada di gunung. Desember nanti, akan direalisasikan 150 ambulans lagi. Jadi, untuk tahun 2017 ini, target 200 ambulans insya Allah terealisasi. Sedangkan untuk semester pertama tahun 2018 nanti, 48 ambulans lainnya akan menyusul,” papar bupati.
Di Jember sendiri ada 248 desa/kelurahan. Dengan adanya satu desa satu ambulans, bupati berharap pelayanan kesehatan warga Jember bisa berjalan baik dan maksimal. Terlebih saat ini Pemkab Jember berusaha menekan angka kematian ibu dan bayi. “Dengan adanya satu desa satu ambulans, bisa mempercepat pelayanan karena golden time atau waktu emas di saat pasien sakit tidak bisa ditukar dengan apa pun,” pungkas Faida. (*)
Pewarta : Moh. Ali Mahrus
Editor : Yunan Helmy
Publisher : Debyawan Dewantara Erlansyah
Sumber : Jember TIMES
Post a Comment